Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas

Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas - Hallo sahabat Serbaneka , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bisnis , Artikel INSPIRASI , Artikel Motivasi , Artikel strategi , Artikel sukses , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas
link : Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas

Baca juga


Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas

pic:crosswalk.com
Saya teringat sebuah kisah bijak Jepang yang mengajar tentang kejujuran.

Di sebuah desa, hidup seorang penebang kayu bernama Takeshi. Ia hidup sederhana bersama keluarganya. Suatu pagi, ia berangkat ke hutan mencari kayu untuk ditebang. Ia sudah berkeliling ke sana kemari namun cukup sulit menemukan pohon tua yang siap ditebang. Ia terus berjalan menuju rute baru dan sampailah ia di sisi danau kecil yang rindang. Terlihat pohon tua di tepi air yang siap ditebang. Ia mengambil kapak kesayangannya dan mulai menebang pohon. Tanpa sengaja, kapak itu terlempar jatuh ke danau. Takeshi menjadi bingung.

Danau itu dalam dan dingin airnya. Ia termenung dan duduk cukup lama di sana. Ia menjadi sedih karena tidak membawa hasil untuk menghidupi keluarganya. Beberapa waktu kemudian, tiba-tiba air danau itu beriak, bergoncang, ada sesuatu yang muncul di sana. Sosok bidadari yang anggun. Bidadari itu terlihat memegang dua buah kapak yang terbuat dari emas dan perak. “Kamu mencari kapak yang hilang?” tanya bidadari. “Benar” jawab Takeshi. Bidadari itu melanjutkan, “Dari dua kapak ini, manakah milikmu?” Dengan polos dan jujur Takeshi menjawab, “Bukan keduanya. Milikku hanya kapak tua yang tebuat dari kayu dan besi.”

Bidadari itu tampak puas dengan jawaban Takeshi. “Karena kejujuranmu, ambillah kedua kapak ini menjadi milikmu,” pinta bidadari. Takeshi sangat bahagia, ia pulang dan menceritakan hal ini kepada keluarga dan tetangganya. Kejujurannya berbuah kekayaan, yang mensejahterakan dan mendamaikan hidup.

Mendengar kisah itu, Itachi tetangga Takeshi berniat melakukan hal sama. Ia pergi ke danau yang sama dan dengan sengaja menjatuhkan kapak besinya ke danau. Hal yang sama terjadi. Bidadari itu muncul dan menanyakan hal yang sama, “Dari kedua kapak emas dan perak ini, manakah milikmu?” Itachi sangat bahagia dan tanpa beban ia berkata, “Yang emas, itu milikku.” Mendengar kebohongannya, bidadari menjadi marah dan menenggelamkan Itachi ke dalam danau.

Dari Takeshi dan Itachi kita belajar tentang kejujuran. Takeshi adalah tokoh yang mengutamakan kejujuran. Ia hanya berkata hal yang sebenarnya terjadi. Ia tidak berorientasi pada emas dan perak yang menggiurkan. Namun pada akhirnya, kejujuran membawanya pada kehidupan lebih baik, bidadari menghadiahkan emas dan perak kepadanya. Berbeda dengan Itachi yang hidupnya berorientasi pada kekayaan. Ia mengorbankan kejujuran dan ia kehilangan keduanya, integritas dan kekayaan. Membangun kepercayaan dalam profesi dan bisnis itu sederhana, sesederhana jalan pikiran Takeshi. Kepercayaan dibangun dari kejujuran dan keterbukaan. Dan jelas, langkah ini membutuhkan lompatan iman.

Semoga bermanfaat!


(Dikutip dari buku terbaru, Exist or Extinct -Bonnie Soeherman)




















Demikianlah Artikel Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas

Sekianlah artikel Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah Bijak: Kejujuran Berbuah Emas dengan alamat link http://1001serbaneka.blogspot.com/2016/10/kisah-bijak-kejujuran-berbuah-emas.html