Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim?

Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim? - Hallo sahabat Serbaneka , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim? , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel autonomy , Artikel inovasi , Artikel INSPIRASI , Artikel kelas , Artikel kreativitas , Artikel mastery , Artikel Motivasi , Artikel pembelajaran , Artikel purpose , Artikel teamwork , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim?
link : Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim?

Baca juga


Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim?

Seringkali kita berhadapan dengan sebuah tim yang tidak kreatif, mereka orang-orang pasif, tanpa inisiatif, penikmat zona nyaman, dan pemikir mainstream. Kondisi demikian tentunya menjadi beban baru disamping beban untuk memyelesaikan pekerjaan itu sendiri. Lalu, hal terbaik apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah demikian?

Hingga saat ini, saya masih berkeyakinan bahwa setiap manusia adalah makhluk yang kreatif yang diciptakan serupa dengan gambar Sang Pencipta. Manusia adalah pribadi paling sempurna dengan kemampuan kognitif yang luar biasa. Hanya saja, kreativitas juga perlu mengalami proses pertumbuhan hingga kahirnya berbuah layaknya sebuah tanaman. Kreativitas perlu dirawat, dipupuk, disirami, dan mendapat sinar matahari cukup atau yang saya sebut sebagai proses. Kreativitas perlu dilatih. Dan Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu terbesar bagi pertumbuhan kreativitas. Tanpa atmosfer kerja yang kondusif dan mendukung pertumbuhan kreativitas, jangan pernah berharap kita memiliki tim yang kreatif.


3 Penggerak Kreativitas
Sejak bulan lalu saya mendapat tantangan yang cukup berat untuk mengajarkan entrepreneurship bagi para praktisi akuntansi, lulusan pertanahan, dan farmasi di program Magister Akuntansi Universitas Surabaya. Saya hanya mendapat 4 kali kesempatan untuk mengajarkan konsep strategi dan business model yang sarat dengan kreativitas. Bagi saya, kami (saya dan peserta) adalah sebuah tim yang harus mencapai tujuan "memahami strategi dan business model" dengan cara kreatif. Jika peserta gagal mencapai tujuan tersebut, maka sayapun gagal sebagai "team leader". Saya harus berpikir keras mencari metode pembelajaran yang paling praktis dan efisien. Menurut pengamatan selama ini, mengajar dengan metode presentasi dan lecturing konvensional akan sangat membosankan dan menurunkan motivasi belajar. Melalui pengembangan dan modifikasi dari pemikiran konsep Drive (Daniel Pink), saya mencoba untuk menerapkan 3 Faktor Penggerak Manusia yang ia tawarkan, yaitu: 
  1. Tujuan, 
  2. Otonomi,
  3. Masteri. 
Hasil evaluasi yang saya dapatkan sangat mengagumkan, seluruh mahasiswa merespon secara positif dan mengaku bahwa kreativitas mereka sangat terasah selama sebulan. Bagaimana caranya?


1. Tujuan
Pada awal perjumpaan, saya menanyakan motivasi dan tujuan mengikuti subyek entrepreneur tersebut. Setiap peserta harus bercerita dan menyampaikan harapannya. Semua memberi jawaban positif seperti menambah wawasan, membangun network, dan merubah cara berpikir. Jawaban tersebut menjadi sebuah komitmen yang terpublikasi sehingga secara psikologis, setiap orang akan lebih berkomitmen terhadap targetnya. Kemudian saya memberikan feedback dan tantangan, bahwa harapan tersebut hanya dapat tercapai ketika kita mau berproses, serius, bertanggungjawab, dan tekun. Dalam perjalanannya, sesering mungkin saya mengingatkan motivasi-motivasi mereka.


2. Otonomi
Dalam setiap pertemuan, saya mencoba memberikan tugas-tugas yang cukup berat dan membiarkan mereka menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Kelas tersebut memiliki seorang leader. Saya tidak pernah peduli siapa yang akan bertugas presentasi pada minggu-minggu berikutnya. Bukan karena malas berurusan dengan hal teknis, namun saya ingin memberi otoritas pada kelas (tim) untuk menciptakan sistem dan prosedurnya sendiri seperti pepatah, "Seseorang akan lebih menghargai sebuah dunia dimana ia ikut membangunnya." Dan hasilnya, semua sesi kuliah berjalan dengan baik dan teratur.


3. Masteri
Setelah membangun komitmen tujuan yang jelas, sistem kerja otonomi yang baik, tantangan saya terakhir adalah bagaimana membuat setiap peserta mau dan mampu mengoptimalkan potensi dan bakatnya (masteri) di dalam setiap sesi kuliah. Saya jadi teringat strategi optimalisasi kekuatan pasukan Sun Zi. Ia menyatakan, "Bawalah pasukan menaiki tangga dan memasuki tembok lawan, kemudian buang tangga tersebut." Inti dari pernyataan ini adalah, buatlah sebuah tantangan. Sebuah tantangan yang dapat memfasilitasi pengembangan diri anggota tim. Saya memberikan banyak buku bisnis terbaik dan meminta mereka (yang terbagi dalam tim) untuk membaca dan menjadi pengajar, bukan sekadar presenter. Saya memberikan larangan penggunaan mic, memegang kertas apapun (termasuk contekan), dan larangan menggunakan presentasi konvensional kepada setiap performer. Mereka harus memastikan seluruh audien mendengar dan memberi perhatian selama sesi. Mereka wajib kreatif dan tampil menarik. Dan hasilnya, 3 minggu berjalan dengan rasa permainan, bukan perkuliahan. Ada yang tampil dengan drama, simulasi bisnis, gaya storyteller, game, dan penggunaan multimedia yang menarik. Mereka belajar sambil bersenang-senang. Saya tidak menerapkan nilai keaktifan di kelas atau tes-tes yang berorientasi pada skor. Bagi mereka, ini bukan semata-mata perjuangan meraih nilai, namun lebih dari itu, aktualisasi diri dan pengembangan potensi.


Bagi saya setidaknya pengalaman ini mengajarkan bahwa setiap orang seharusnya bisa kreatif, selama lingkungan/ kondisi memberi dukungan yang kuat dalam hal penajaman tujuan, otonomi, dan peluang masteri. Tidak peduli latar belakang pendidikannya, setiap orang dikaruniai otak dan kemampuan kognitif yang luar biasa.

Terima kasih seluruh peserta subyek Talentpreneurship & Business Plan Angkatan 10-11 Magister Akuntansi Universitas Surabaya.



Testimoni Peserta:
"Perkuliahan sangat menarik, mahasiswa dipaksa membaca dan menyampaikan materi dengan menarik. Banyak memberi inspirasi, juga menggoyahkan dari keinginan membuat thesis ke business plan."
Reynard (Konsultan Akuntansi Manajemen)

"Membantu saya memberi ide bisnis orang tua. Saya belajar untuk bisa menjadi pencerita. Terima kasih untuk value yang diberikan."
Irene Widiartha (Pengelola usaha batubara)

"Sangat menyenangkan. Banyak hal baru yang saya dapatkan."
Intan P F (Karyawan Accounting)

"Luar biasa!"
Johan A

"Kelas menarik, tidak boring. Awalnya merasa terbeban, setelah dijalani, sangat menarik dan mendorong saya untuk kreatif. Saya memahami materi dengan mudah. Kelas juga hidup dan aktif, mungkin hal ini bisa diterapkan di perusahaan saya."
Febriana Octavia (Owner perusahaan ekspedisi)

"Baru kali ini saya diajarkan untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi kuliah. Kita diajar mengembangkan otak kanan agar suasana kelas lebih menyenangkan."
Kiki Suciningtias (Konsultan Manajemen)

"Menarik. Materi tidak monoton. Kuliahnya menginspirasi dan menambah keyakinan untuk memulai menjalani apa yang selama ini diimpikan."
Stecia (Konsultan Herbalife Nutrition, Owner Bianca Shop & After 5 Photobooth)

"Semua materi menarik. Memberi saya wawasan dan cara berpikir baru untuk kedepannya menjadi pebisnis sendiri. Saya sangat antusias terhadap kulian ini, saya menjadi lebih berani bicara di depan kelas. Sangat menginspirasi saya banget."
Faizah (Karyawan Swasta)

"Materinya menarik. Apalagi Blue Ocean dan Predictably Irrational. Menggugah pikiran saya dalam renacana membuka usaha sendiri."
Lia Intansari (Karyawan PT Pakuwon)

"Unik. Sesuatu yang belum pernah dijumpai di kelas sebalumnya. Biasanya kalau presentasi saya selalu pegang kertas dan saya dituntut untuk lepas kertas dan saya mulai terbiasa."
Fani Chrisyanti (Senior Consultant Synergy)

"Menarik, bagus, kreatif, kompak, terharu."
Pristanto (Apoteker)

"Metode pengajaran fun dan memberi semangat dalam berbisnis dengan wawasan berbagai macam strategi."
Achmad E F (Calon penguasaha apotek)

"Memberi inspirasi membangun bisnis tanpa modal dan berhasil."
Kurniawan S (Konsultan Pajak)

"Memotivasi sekali dengan apa yang saya lakukan sebagai konsultan dan ingin memberikan solusi inovatif bagi klien terutama dari sisi marketing. Membantu branding bisnis kedua saya, Pastel Tutup Bulan. Karena itu ide bisa langsung saya praktikkan."
Andreas (Konsultan Manajemen dan Pemilik Bisnis Kuliner Pastel Tutup Bulan)


Bagikan pengalaman Anda di sini.


Demikianlah Artikel Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim?

Sekianlah artikel Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bagaimana Menggerakkan Kreativitas Tim? dengan alamat link http://1001serbaneka.blogspot.com/2013/11/bagaimana-menggerakkan-kreativitas-tim.html